Selasa, 03 Desember 2013

Komunikasi Terapeutik



Mata kuliah  :    Komunikasi keperawatan

Komunikasi Terapeutik
A.      Pengertian
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indrawati, 2003:48).
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalan mendasar dan komunikasi in adalah adanya saling membutuhan antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003 : 48).
Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun harus direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan profesional. Akan tetapi, jangan sampai karena terlalu asyik bekerja, kemudian melupakan pasien sebagai manusia dengan beragam latar belakang dan masalahnya (Arwani, 2003 50).
B.       Tujuan komunikasi terapeutik
1.         Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan.
2.         Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya;
3.         Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.         
C.      Karakteristik Komunikasi Terapeutik
Ada tiga hal mendasar yang memberi ciri-ciri komunikasi terapeutik yaitu sebagai berikut: (Arwani, 2003 : 54).
1.    Ikhlas (Genuiness)
Semua perasaan negatif yang dimiliki oleh pasien barus bisa diterima dan pendekatan individu dengan verbal maupun non verbal akan memberikan bantuan kepada pasien untuk mengkomunikasikan kondisinya secara tepat.
 2.    Empati (Empathy)
Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien. Obyektif dalam memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan tidak berlebihan.
3.    Hangat (Warmth)
Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan pasien dapat memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa rasa takut, sehingga pasien bisa mengekspresikan perasaannya lebih mendalam.
D.      Komponen Komunikasi Terapeutik
Model struktural dari komunikasi mengidentifikasi lima komponen fungsional berikut
1.    Pengirim : yang menjadi asal dari pesan.
2.    Pesan : suatu unit informasi yang dipindahkan dari pengirim kepada penerima.
3.    Penerima : yang mempersepsikan pesan, yang perilakunya dipengaruhi oleh    pesan.
4.    Umpan balik : respon dari penerima pesan kepada pengirim pesan.
5.    Konteks : tatanan di mana komunikasi terjadi.
E.       Sikap Komunikasi Terapeutik.
Egan (dikutip oleh Keliat, 1996) mengidentifikasi lima sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik, yaitu :
1.    Berhadapan. Artinya dari posisi ini adalah “Saya siap untuk anda”.
2.    Mempertahankan kontak mata. Kontak mata pada level yang sama berarti         menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
3.    Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu.
4.    Mempertahankan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi.
5.    Tetap rileks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan  relaksasi dalam memberi respon kepada klien.

F.     Tahap Interaksi dengan Pasien
Adalah masa persiapan sebelum mengevaluasi dan berkomunikasi dengan pasien. Pada masa ini perawat perlu membuat rencana interaksi dengan pasien yaitu: melakukan evaluasi diri, menetapkan tahapan hubungan/ interaksi, merencanakan interaksi.
Perkenalan
Adalah kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu. Hal yang perlu dilakukan perawat adalah : memberi salam; memperkenalkan diri; menanyakan nama pasien; menyepakati pertemuan (kontrak); melengkapi kontrak; menyepakati masalah pasien; mengakhiri perkenalan.
Orientasi
Fase ini dilakukan pada awal setiap pertemuan kedua dst. Tujuan : memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan pasien dan mengevaluasi hasil tindakan yg lalu. Hal yang harus diperhatikan : memberi salam; memvalidasi keadaan psien; mengingatkan kontrak.
Fase kerja
Merupakan inti hubungan perawat-klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Tujuan tindakan keperawatan : 1) Meningkatkan pengertian dan pengenalan  pasien tentang diri, perasaan, pikiran dan perilakunya (tujuan kognitif). 2) Mengembangkan, mempertahankan,dan meningkatkan kemampuan pasien secara mandiri  menyelesaikan masalah yang dihadapi (tujuan  afektif & psikologi). 3) Melaksanakan terapi/ klinis keperawatan. 4) Melaksanakan pendidikan kesehatan. 5) Melaksanakan kolaborasi. 6) Melaksanakan observasi dan pemantauan.
Fase terminasi
Merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dengan pasien. Klasifikasi terminasi:
1)        Terminasi sementara : akhir dari tiap  pertemuan perawat dengan pasien; terdiri dari tahap evaluasi hasil, tahap tindak lanjut dan tahap untuk kontrak yang akan datang.
2)        Terminasi akhir : terjadi jika pasien akan pulang dari rumah sakit atau bidan selesai praktik. Isi percakapan antara perawat dengan pasien meliputi tahap evaluasi hasil, isi percakapan tindak lanjut dan tahap eksplorasi perasaan.
G.    Manfaat Komunikasi Terapeutik
Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Mengidentifikasi. mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat (Indrawati, 2003 : 50).
H.    Faktor – faktor penghambat komunikasi
Faktor yang menghambat komunikasi terapeutik adalah (Indrawati, 2003: 21):
1.    Perkembangan.
2.    Persepsi.
3.    Nilai.
4.    Latar belakang sosial budaya.
5.    Emosi.
6.    Jenis Kelamin.
7.    Pengetahuan.
8.    Peran dan hubungan.
9.    Lingkungan.
10. Jarak.
11. CitraDiri.
12. Kondisi Fisik.




































Tidak ada komentar:

Posting Komentar